Senin, 15 Juni 2009

MEMBENTUK DISIPLIN SEKOLAH

Oleh : Anha

Sekolah yang tertib, aman, dan teratur merupakan prasyarat agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi semacam ini dapat terjadi jika disiplin sekolah berjalan dengan baik. Kedisiplinan siswa dapat ditumbuh kembangkan jika iklim sekolah menunjukan kedisiplinan. Siswa, baru akan segera menyesuaikan diri dengan situasi di sekolah. Jika situasi sekolah disiplin, siswa akan ikut disiplin. Guru dan kepala sekolah memegang peranan penting dalam membentuk disiplin sekolah mulai dari merancang, melaksanakan dan menjaganya.

Cara merancang kedisiplinan sekolah :

1. Penyusunan rancangan harus melibatkan guru, stap adminstrasi, wakil siswa dan wakil orang tua serta komite sekolah. Dengan ikut menyususun, diharapkan mereka merasa bertanggungjawab atas kelancaran pelaksaaannya.

2. Rancangan harus sesuai dengan misi dan tujuan sekolah. Artinya disiplin yang dirancang harus dijabarkan dari tujuan sekolah.

3. Rancangan harus singkat dan jelas sehingga mudah dipahami.

4. Rancangan harus memuat secara jelas daftar prilaku yang dilarang serta sangsinya. Sangsi yang diterapkan harus yang bersifat mendidik dan telah disepakati oleh siswa, guru, dan wakil orang tua siswa.

5. Peraturan yang disepakati bersama harus disosialisasikan. Misalnya melalui surat pemberitahuan, sehingga semua pihak terkait memahaminya. Jika perlu dilakukan kampanye untuk itu.

6. Kegiatan yang terkait dengan aktivitas siswa harus diarahkan dalam pembentukan disiplin sikolah.

Agar peraturan dapat berjalan dengan baik, perlu dilakukan langkah langkah sebagai berikut :

1. Memasyarakatkan peraturan tersebut sehingga mendapat dukungan dari berbagai pihak.

2. Yakinkan guru, siswa dan orang tua bahwa peraturan tersebut dapat menumbuhkan kedisiplinan warga sekolah.

3. Berilah kepercayaan kepada guru, stap administrasi untuk melaksanakan kedisiplinan sehari - hari.

4. Lakukan pemantauan terhadap pelaksanaan peraturan, antara lain dengan mengunjungi kelas.

5. Menjadi teladan, dengan berlaku disiplin sesuai dengan peraturan setiap tempat dan waktu. Ingat keteladanan lebih ampuh dari pada seribu nasihat.

6. Segera atasi jika ada pelanggaran dengan menetapkan sangsi secara konsisten. Dorong guru untuk memberi peringatan jika tampak ada gejala penyimpangan dari siswa.

7. Secara periodik dilakukan peninjauan kembali untuk mengetahui apakah peraturan tersebut masih cocok atau perlu penyempurnaan.

Langkah langkah yang strategis untuk dijalankan :

1. Berilah penghargaan kepada guru karyawan dan siswa yang berprilaku disiplin, baik secara perorangan atau kelomp[ok. Penghargaan dapat berupa piagam atau diumumkan dalam suatu acara tertentu atau lainnya.

2. Tumbuhkan lingkungan yang saling menghargai sesuai dengan budaya setempat misalnya memberi kritik, dengan kritik prilakunya dan bukan orangnya. Fokuskan pada kerjasama dan kompetisi yang sehat, hindari kata kata kasar dan hukuman fisik.

3. Bangun rasa kepedulian, kebersamaan di sekolah, dengan meyakinkan semua pihak bahwa sekolah milik bersama, sehingga baik buruk sekolah, termasuk disiplin merupakan tanggungjawab semua pihak.

4. Ikut sertakan orang tua siswa, sehingga mereka dapat mendorong anaknya untuk berprilaku didsiplin, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan keikutsertaan orang tua tidak akan kaget jika ternyata anaknya melanggar dan mendapatkan sangsi di sekolah.

5. Ikut sertakan OSIS. Seringkali siswa lebih mudah menerima jika dingatkan oleh teman sendiri. Dengan melibatkan OSIS diharapkan akan terjadi mekanisme saling mengingatkan antar siswa.

6. Hindarkan sekolah dari ancaman pihak luar, agar siswa merasa aman di sekolah. Untuk itu periksa situasi lingkungan sekolah dan temukan dimana kemungkinan terjadi gangguan.

7. Siapkan prosedur yang harus ditempuh jika ada keadaan darurat dan bila perlu keadaan tersebut dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

8. Buatlah daftar siswa yang bermasalah ( peta siswa ) agar mereka meperoleh pembinaan khusus.

9. Lakukan evaluasi tentang pelaksanan kedisiplinan melalui pertemuan warga sekolah.

Buku sumber : Manajemen Sekolah, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar