Minggu, 11 Oktober 2009

MUSIBAH DAN HIKMAHNYA

Oleh Anha

Allahu akbar…. Maha besar Allah SWT dan kita manusia ini sangat kecil dihadapanNya.

Bumi Indonesia kini dilanda nestapa dan derita yang cukup memilukan, begitu beruntun dan bertubi tubinya musibah menimpa bangsa ini baik yang disebabkan oleh alam berupa bencana longsor, gempa bumi , banjir, kebakaran maupun yang disebabkan oleh kelalaian manusia itu sendiri, seperti pembakaran hutan, kecelakaan pesawat terbang dan lalu lintas lainnya, dan kejahatan terorisme maupu penyakit anyar yang begitu mewabah dan belum ditemukan obatnya . Subhanallah ini sangan berat dirasakan, ditambah dengan penderitaan berikutnya krisis keuangan global dan krisis moral. Masyaa Allah…

Semua ini bila dihadapi dengan persepesi yang negatif dan sikap yang apatis, mungkin akan terasa begitu menyiksa batin kita, sehingga akan berakibat pada krisis multi aspek yang akan mengakibatkan kita kehilangan makna dan kehilangan segala- galanya. Naudzubillah min dzalik.

Sebagai umat muslim tentunya kita harus melihat secara positif semua apa yang terjadi, ini ada rahasia dan skenario Allah swt yang sebenarnya jauh lebih bermakna dari kejadian itu sendiri.

Dalam bukunya La Tahzan, Aidh Al qorni menyampaikan paling tidak ada beberapa makna besar dari musibah yang menimpa diri kita, diantaranya :

1. Mushibah mampu mengeluarkan nilai nilai ubudiyyah doa yang selama ini terpendam.

Dalam atsar disebutkan : Allah menurunkan ujian kepada seorang hamba yang solih dari hamba - hambanya. Dan kepada para malaikat dia berkata agar aku mendengar suaranya ( orang yang berdoa dan segala permitaanya ).

2. Musibah dapat menggugah empati sesama manusia, semakin merekatkan rasa cinta terhadap sesama, dan saling mendoakan kepada yang sedang tertimpa.

3. Musibah akan membukakan mata mereka kepada hal hal yang lebih besar. Selama ini mereka hanya melihat hal - hal yang kecil dibandingkan dengan musibah lain yang lebih besar.

4. Tumbuhnya kesadaran bahwa itu semua merupakan penebusan dosa dan kesalahan, sekaligus ganjaran di sisi Allah.

5. Manusia yang menyadari bahwa semua musibah itu buah yang bisa dipetik hikmahnya, maka mereka akan menghadapinya dengan tawakkal, sabar dan jiwa mutmainnah.

Senagaimana surat Az-Zumar ayat 10 : Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari semua musibah yang menimpa bangsa ini . Aamiin.

Sabtu, 10 Oktober 2009

SOAL SOAL MID SEMESTER KELAS 9

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. yukadzibuka

Terjemahan lafal tersebut adalah :

  1. Memafkanmu
  2. Meremehkanmu
  3. Mengabaikanmu
  4. Mendustakanmu

2. Surat Attin terdiri dari … ayat

a. 6

b. 7

c. 8

d. 9

3. FAMAA YUKADZDZIBUKA BA,DU BIDDIN

Maksud dari lafal yang digaris bawahi tersebut adalah:

  1. Hari keutamaan
  2. Hari raya
  3. Hari kasih saying
  4. Hari pembalasan

4. Yang dimaksud dengan Negeri yang Aman di dalam surat attin adalah:

a. Palestina

b. Madinah

c. Mesir

d. Mekkah

5. laqod kholaqna, bila dibaca termasuk bacaan…

a. Qolqolah Sugra

b. Qolqolah kubra

c. Mad thobi’i

d. mad badal

6. mansalaka thoriqon yaltamisu fihi ilman sahalallahu lahu toriqon ilaljannati

hadits tersebut diatas menjelaskan tentang…

a. menuntut ilmu itu sama halnya dengan berjalan menuju surga

b. Menuntut ilmu itu sama halnya dengan berjuang di jalan Allah swt.

c. Menuntut ilmu itu mengikuti sunah Rosulullah saw.

d. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang beriman.

7. tholabul ilmi fariidotun ala kulli muslimin

lafad yang di garis bawahi itu artinya :

a. Kemuliaan

b. Kewajiban

c. Kebijaksanaan

d. Keutamaan

8. Bagi orang yang beriman menuntut ilmu itu hukumnya …

a. Sunah muakkad

b. Sunah ghoiru muakkad

c. Wajib

d. Mubah

9. Arti ungkapan “ long life education “ yaitu mencari ilmu itu berlangsung…

a. Seumur Hidup

b. Sampai remaja

c. Sampai dewasa

d. Sampai tua

10. Ilmu yang wajib kita cari adalah ilmu…

a. Agama

b. Umum

c. Agama dan umum

d. Bisnis

11. Waktu yang paling baik untuk penyembelihan hewan aqiqah adalah..

a. hari ke enam

b. Hari ke tujuh

c. Hari ke empat puluh

d. Hari ke tujuh tahun

12. Berikut ini merupakan nama lain dari hari kiamat ,kecuali…

a. Yaumul akhir

b. Yaumuddin

c. Yaumul abrar

d. Yaumul jam’u

13. “ Laa roiba fiihaa” artinya adalah…

a. Jangan ragu-ragu

b. Tidak ada keragu-raguan oadanya

c. Pasti akan datang

d. Sesungguhnya jadi kiamat itu

14. waanalloha yab’atsu man filqubuuri

Arti lafad yang dicoret di bawah adalah…

a. Menghitung

b. Menimbang

c. Membangkitkan

d. Berseri seri memancarkan cahaya

15. Amal yang pertama kali dihitung pada hari kiamat adalah…

a. Shalat

b. Zakat

c. Puasa

d. Haji

16. Menerima dengan sepenuh hati yang ikhlas akan segala pemberian Allah SWT disebut…

a. Tasamuh

b. Qonaah

c. Iffah

d. Haya

17 Sifat sifat tersebut di atas termasuk pada kelompok akhlaq …

a. Fadilah

b. mahmudah

c. Sayyiah

d. Lazimah

18. Al-qur’an menerangkan bahwa kita dianjurkan untuk saling menolong dalam hal kebaikan dan taqwa dan tidak boleh saling menolong dalam kejahatan dan permusuhan. Hal ini tercantum dalam surat…

a. Ali imran ayat 2

b. Almaidah ayat 2

c. Al kahfi ayat 3

d. Al qolam ayat 4

19 Jika diberi uang saku dari orang tua, walaupun seberapa yang diberikan kepada kita, maka kita menerima dengan senang hati. Hal itu menunjukan sifat…

a. Amanah

b. Lawwamah

c. Qonaah

d. Tasamuh

20. sikap qonaah banyak mengandung hikamah diantaranya…

a. mendorong untuk syukur

b. mendorong untuk kufur

c. mendorong takabbur

d. . mendorong untuk bohong

Uraian:

1. Tulislah sutrat Attin ayat 1 sampai 5 dengan huruf arab

2. Jelaskan ciri ciri kiamat menurut hadits !

3. Bagaimana pendapat anda tentang peringatan hari kasih sayang “ Valentine Day “ bila dilihat dari konsep ajaran tasamuh. Jelaskan !

4. sebutkan tahapan kehidupan sesudah hari kiamat

5. jelaskan 3 keutamaan ilmu dari harta.




KELAS 7

SOAL SOAL ULUM KELAS I SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 ANJATAN

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

1. Apabila alif lam bertemu dengan ‘ain, hukum bacaannya disebut..

a. Idghom syamsiyah

b. Idzhar syamsiyah

c. idzghom qomariyah

d. Idzhar qomariyyah

2. Lafad lafad berikut ini yang tidak mengandung hukum bacaan idzghom syamsiyyah adalah…

a. Al- duha

b. Al-karim

c. Al-thur

d. Al-samawaatu

3. Allah memiliki sifat wajib bashar, yang berarti maha melihat, maka mustahil bagi Allah bersifat:

a. Summun

b. Bukmun

c. Karohah

d.‘Umyun

4. Salah satu sifat mustahil Allah adalah ‘Ajzun yang berarti…

a. Terpaksa

b. Lemah

c. Tuli

d. Buta

5. Sesuatu yang baru pasti ada yang membuat, dan hal yang baru tidak mungkin mendahului adanya dengan yang membuat, ini bukti dari sifat Allah…

a. Wujud

b. Qidam

c. Baqo

d. Qudrat

6. Allah tidak membutuhkan sesuatu kepada yang lain dalam menciptakan dan memelihara alam ini, karena Allah bersifat…

a. Qiyamuhu binafsihi

b. Summun

c. Kalam

d. Wujud

7. Apabila Allah menghendaki sesuatu cukup berfirman” jadilah “ maka ia jadi. Hal ini dijelaskan dalam Al quran surah…

a. Al Hujurat, 16

b. Yasin,82

c. Al Mulk, 19

d. Annisa, 102

8. Nama nama Allah yang baik dan agung disebut..

a. Asmaul khomsah

b. Al asmaul husna

c. Al asmaul a’dhom

d. Uswatun hasanah

9. Berikut ini hikmah mempelajari sifat-sifat Allah, kecuali…

a. Menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

b. Menyadari kekurangan kita di hadapan Al;lah SWT

c. Berhati-hati dalam segala hal

d. Selalu merasa kekurangan dalam mencukupi segala kebutuhan.

10. Sebagai hamba Allah , hendaklah kita memuliakannya dengan cara…

a. Melakukan hal yang dilarang Allah SWT.

b. Menjauhi larangannya

c. Menaati semua perintahnya

d. Bertaqwa kepadanya

11. Sikap merendahkan hati dengan maksud tidak angkuh dan tidak sombong disebut…

a. Tawadu’

b. Qonaah

c. Taat

d. sabar

12.

Maksud ayat tersebuat adalah…

a. Kita disuruh taat kepada Allah dan Rosulnya

b. Barang siapa yang menaati rosul maka ia telah menaati Allah

c. Kita tidak boleh mati dalam keadaan kafir

d. Perintah bertaqwa kepada Allah

13. Menjalan kan perintah Allah dan menjauhi larangannya adalah wujud dari…

a. Tawadu’

b. Qonaah

c. Taat

d. Sabar

14. Hal-hal berikut yang tidak mewajibkan mandi wajib adalah…

a. Haid

b. Buang air besar

c. Nifas

d. Keluar mani

15. Salah satu dari rukun mandi adalah…

a. membersihkan najis pada tubuh

b. Mempersiapkan air untuk mandi

c. Membaca basmalah

d. Niat

16. Hukum berwudlu sebelum mandi wajib adalah…

a. Wajib

b. Sunah

c. Haram

d. Makruh

17. Berikut ini yang termasuk najis mukhoffafah adalah…

a. darah babi

b. darah manusia

c. Air kencing bayi laki laki

d. Aur liur anjing

18. Keluarnya sesuatu dari dubur atau kubul sehingga tidak boleh melaksanakan sholat disebut…

a. Najis

b. Hadas

c. najis

d. Junub

19. Cara memberihkan najis ainiyyah adalah…

a. Setelah hilang zatnya disiram dengan air yang suci

b. Dibasuh tujuh kali dengan salah satunya dicampur debu

c. Dibasuh dengan air hingga hilang zatnya

d. Ditaburi dengan debu yang suci.

20. Sesuatu yang dipandang kotor oleh syara’ disebut…

a. Najis

b. junub

c. Hadas

d. Nifas

21. Berikut in termasuk hadas kecil, kecuali…

a. Kencing

b. Tidur

c. Mabuk

d. Wiladah

22. Ibadah yang dilakukan dengan gerakan tertentu dan ucapan tertentu yang diawali dengan takbirotul ihram dan diakhiri dengan salam disebutu…

a. Salat

b. Ibadah

c. Doa

d. Syarat

23. Agar sholat menjadi sah maka harus mengikuti ketentuan ketentuan sebagai berikut, kecuali…

a. Syarat

b. Rukun sholat

c. Syarat sah sholat

d. Sunah sholat

24. Sesuatu yang harus dilaksanakan dal;am solat, jika tidak dilaksanakan maka sholatnya tidak sah disebut…

a. Syarat

b. Rukun sholat

c. Syarat sah sholat

d. Sunah sholat

25. Sunah ab’ad adalah sunah shalat yang apabila ditinggalkan maka harus mengganti dengan…

a. Sunah yang lain

b. Sujud sahwi

c. Kewajiban lain

d. Sujud tilawah

26. Kalimat tasmi’ dibaca ketika…

a. Takbirotul ihram

b. I’tidal

c. Ruku’

d. Sujud tilawah

27. Waktu waktu shalat yang bacaan alfatihahnya harus dijaharkan adalah…

a. Subuh, dzuhur ,‘ashar

b. ‘Ashar, Maghrib, dan Isya’

c. Dzuhur,’Ashar,dan Maghrib

d. Maghrib, Isya’ dan Subuh

28. Untuk menandai perpindahan gerakan shalat adalah dengan …

a. Takbirotul ihram.

b. Tasmi’

c. Takbir intiqol

d. Tasbih

29. Suci dari haid dan nifas wanita merupakan…

a. Syarat wajib sholat

b. Rukun sholat

c. Syarat syah sholat

d. Sunah Shalat

30. Sholat yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih yang salah satunya bertindak sebagai imam dan yang lainya makmum disebut…

a. Shalat munfarid

b. Shalat khusuf

c. Sha;lat berjamaah

d. Shalat jenazah

31. Shalat berjamaah berikut yang tidak sah adalah…

a. Perempuan makmum kepada lakilaki

b. Anak-anak perempuan makmum ke[pada lakilaki

c. Laki laki dewasa makmum kepada perem-p[uan

d. Perempuan makmum kepada perempuan

32. Hal hal berikut yang bukan syarat imam adalah…

a. Anak anak

b. Baligh

c. Berakal sehat

d. Fasih

33. Makmum yang tertinggal rokaatnya imam disebut…

a. Muwafik

b. Masbuk

c. Mardud

d. Mabrur

34. Apabila imam lupa dalam bacaan , makmum laki laki mengingatkannya dengan cara…

a. Mengucapkan subhanallah

b. Mengucapkan masyaallah

c. Menepuk tangan

d. Mengucapkan yang benar

35. Suatu amal yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah…

a. Ibadah haji

b. Zakat

c. Ibadah puasa

d. Shalat tepat waktu

36. Berikut ini yang bukan menjadi syarat makmum adalah …

a. Laki-laki

b. Mengikuti gerakan imam

c. Berada dalam satu majlis

d. Berada di belakang imam

37. Sunah muakkadah adalah sunah…

a. ditekankan

b. Dilunakan

c. Tidak dianjurkan

d. Tidak penting

38. Jika salah dalam gerakan, maka makmum laki-laki mengingatkan dengan membaca…

a. Tasbih

b. Tahmid

c. Yang benar

d. Tahlil

39. Allah mengutus para rosul untuk melaksanakan tugas mulia…

a. Menyeru manusia kejalan yang benar

b. Memperlihatkan kekuasaan Allah

c. Menerangkan surga dan neraka

d. Melarang berbuat m,aksiat

40. Sahabat Nabi yang mendapat kepercayaan untuk menulis wahyu adal;ah…

a. Zaid bin tsabit

b. Abdurahman

c. Ubaidillah

d. Ali bin abi tholib

Uraian:

41. Tulislah doa iftitah yang biasa kalian baca dalam sholat !

42. Jelaskan 5 syarat menjadi imam dalam sholat berjamaah !

43. Sebutkan lima sifat wajib bagi Allah dan artinya!

44. Apa yang dimaksud dengan Asmaul husna ? berikan lima contohnya!

45. Tulislah bacaan sholat ketika duduk diantara dua sujud!

Senin, 07 September 2009

materi pai

BAHAN BACAAN KELAS 9

kepada penyusun tulisan di bawah ini kami mohon izin untuk disampaikan kepada anak didik kami sebagai referensi.

Hadist Menuntut Ilmu

Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan

1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')

2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)

5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka ... neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

Hadits Tentang Menuntut Ilmu

Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11)

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami)

Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim).

“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(Bukhari)

Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi)

Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan yang mengajarkannya (HR bukhari )

Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama (Sahih Ibnu Majah)

Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya.(Bukhari)

Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)

Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan ,”Alif,lam,mim” satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf , dan mim satu huruf,(HR Bukhori)

Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)

Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (Bukhari)

Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)

Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)

Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)

Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)

Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)

Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)

“Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”
* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”

Wallahu a’lam.

Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur
 
IMAN KEPADA HARI AKHIR
 
 
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Bagian Kedua Dari Tiga Tulisan 2/3
 
 
Iman kepada hari Akhir adalah termasuk mengimani peristiwa-peristiwa yang akan 
terjadi sesudah kematian, misalnya :
 
[a]. Fitnah Kubur
Yaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang 
Rabbnya, agamanya dan nabinya. Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman 
dengan kata-kata yang mantap. Ia akan menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan 
penuh keyakinan, “Allah Rabbku, Islam agamaku, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam nabiku”. Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka 
akan menjawab pertanyaan dengan terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa 
asing baginya. Mereka akan menjawab, “Hah….hah… tidak tahu”. Sedangkan 
orang-orang munafik akan menjawab dengan kebingungan, “Aku tidak tahu. Dulu aku 
pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya”.
 
[b]. Siksa Dan Nikmat Kubur
Siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafik 
dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya.
 
“Artinya : Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang 
zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat 
memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini 
kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu 
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri terhadp ayat-ayatNya” [Al-An’am : 93]
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang keluarga Fir’aun.
 
“Artinya : Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi hari dan petang, dan pada 
hari terjadinya Kiamat, (Dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah Fir’aun dan 
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Al-Mu’min : 46]
 
Dalam Shahih Muslim Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam bersabda : 
 
“Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku memohon 
kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang saya 
mendengarnya”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan 
wajahnya seraya berkata : “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa 
Neraka”. Para sahabat berkata, “Kami memohon perlindungan kepada Allah dan 
siksa Neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata lagi, 
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat berkata, 
“Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur. Lalu beliau berkata lagi. 
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak 
maupun yang tidak tampak”. Para sahabat lalu berkata, “Kami memohon 
perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang 
tidak tampak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. “Mohonlah 
perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. Para sahabat berkata, “Kami 
mohon perlindungan kepada Allah
 dari fitnah Dajjal”. [Hadits Riwayat Muslim]
 
Adapun nikmat kubur diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur. Hal ini 
dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya.
 
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah, 
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada 
mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu 
merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) Surga yang telah 
dijanjikan Allah kepadamu” [Fushilat : 30]
 
“Artinya : Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketka 
itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak 
melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak 
mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang 
benar ?, Adapun jika dia (orang-orang mati) termasuk orang-orang yang 
didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta 
Surga kenikmatan” [Al-Waaqi’ah : 83-89]
 
Dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu dikatakan bahwa Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang mukmin jika dapat menjawab pertanyaan 
dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya, “Ada suara dari langit, “Hamba-Ku 
memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas dari Surga” Lalu datanglah 
kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya dilapangkan sejauh pandangan 
mata….” [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud, dalam hadits yang panjang]
 
Buah Iman Kepada Hari Akhir
[1]. Mencintai ketaatan dengan mengharap balasan pahala pada hari itu.
[2]. Membenci perbuatan maksiat dengan rasa takut akan siksa pada hari itu
[3]. Menghibur orang mukmin tentang apa yang didapatkan di dunia dengan 
mengharap kenikmatan serta pahala di akhirat.
 
Orang-orang kafir mengingkari adanya kebangkitan setelah mati dengan menyangka 
bahwa hari Akhir dengan segala peristiwa-peristiwanya adalah suatu hal yang 
mustahil. Persangkaan mereka jelas sangat keliru dan kesalahannya itu dapat 
dibuktikan dengan syara’, indera dan akal.
 
[1]. Bukti Syara’
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
 
“Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak 
akan dibangkitkan. Katakanlah : “Tidak demikian, demi Rabbku, benar-benar kamu 
akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu 
kerjakan” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” [At-Taghaabun : 7]
 
Semua kitab-kitab suci samawi telah sepakat tentang adanya hari kebangkitan.
 
[2]. Bukti Inderawi
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperlihatkan bagaimana Dia menghidupkan 
orang-orang yang sudah mati du dunia ini. Dalam surat Al-Baqarah terdapat lima 
contoh mengenai hal ini.
 
[a]. Ketika kaum Musa berkata kepada nabinya Musa ‘Alaihis salam bahwa mereka 
tidak akan percaya dengan risalah yang dibawa Musa ‘Alaihis salam, sampai 
mereka melihat Allah dengan mata kepada mereka sendiri. Oleh karena itulah 
Allah berfirman (yang ditujukan kepada bani Israil).
 
“Artinya : Dan (ingatlah), ketika kamu berkata : ‘Hai Musa, kami tidak akan 
beriman kepadamua sebelum kami melihat Allah dengan terang’, karena itu kamu 
disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan 
kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur” [Al-Baqarah 55-56]
 
[b]. Cerita orang yang terbunuh yang pembunuhnya dipersengketakan bani Israil. 
Allah Subhanahu wa Ta’a lalu memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi, 
kemudian daging sapi itu dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh itu agar dapat 
menceritakan siapa sebenarnya yang telah membunuhnya. Hal ini diungkapkan dalam 
firmanNya.
 
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu 
saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang 
selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman : ‘Pukullah mayat itu dengan 
sebahagian anggota sapi betina itu !’. Demikianlah Allah menghidupkan kembali 
orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda 
kekuasaanNya agar kamu mengerti” [Al-Baqarah : 72-73]
 
[c]. Kisah kaum yang keluar dari negerinya karena menghindari kematian. Mereka 
berjumlah ribuan orang Allah mematikan mereka, lalu menghidupkan kembali. Ini 
digambarkan dalam firmanNya.
 
“Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampong 
halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka 
Allah berfirman kepada mereka: ‘Matilah kamu, kemungkinan Allah menghidupkan 
mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi 
kebanyakan manusia tidak bersyukur” [Al-Baqarah : 243]
 
[d]. Kisah orang yang melewati sebuah desa yang hancur. Dia sangsi, bagaimana 
Allah mematikannya selama seratus tahun, dan kemudian Allah menghidupkannya 
kembali. Ini dikisahkan dalam firmanNya.
 
“Artinya : Atau apakah (kamu memperhatikan) orang yang melewati suatu negeri 
yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, ‘Bagaimana Allah 
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur ?’ Maka Allah mematikan orang 
itu seratus tahun, kemudian menghidukannya kembali. Allah bertanya, ‘Berapa 
lama kamu tinggal di sini ?’ Ia menjawab, ‘Saya tinggal di sini sehari atau 
setengah hari’, Allah berfirman. ‘Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus 
tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah, dan 
lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Kami akan menjadikan 
kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang keledai itu, 
kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging’, 
Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah 
mati) dia pun berkata, ‘Saya yakin Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” 
[Al-Baqarah : 259]
 
[e]. Kisah Nabiyullah Ibrahim Al-Khalil ketika bertanya kepada Allah bagaimana 
Dia menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Allah memerintahkannya 
untuk menyembelih empat ekor burung dan memisah-misahkan bagian-bagian tubuh 
burung itu di atas gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. Ibrahim memanggil 
burung itu, lalu tak lama tampaklah olehnya bagian-bagian tubuh burung itu 
menyatu dan segera mendatangi Nabi Ibrahim kembali. Ini dikisahkan Allah dalam 
Al-Qur’anul Karim.
 
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim bekata : ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah 
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati’, ‘Allah berfirman : 
‘Apakah kamu belum percaya ? ‘Ibrahim menjawab : ‘Saya telah percaya, akan 
tetapi agar bertambah tetap hati saya’, Allah berfirman. ‘(Kalau demikian), 
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu, lalu letakkan di 
atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu. Sesudah itu 
panggillah mereka, niscaya mereka akan datang kepada kamu dengan segera’, Dan 
ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [Al-Baqarah : 260]
 
Inilah contoh-contoh bukti inderawi yang menunjukkan mungkinnya Allah 
menghidupkan orang-orang yang sudah mati. Telah diisyaratkan di atas, Allah 
menjadikan tanda-tanda Isa bin Maryam yang menghidupkan orang-orang yang sudah 
mati serta mengeluarkannya dari kubur dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala
 
[Ditulis ulang dari Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi 
Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. 
Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone]
 

Senin, 20 Juli 2009

baca baca pai

Memakmurkan Mesjid Sekolah

Keberadaan Masjid sekolah merupakan sarana yang terpenting dalam mengembangkan aspek spiritual para siswa dan keluarga besar sekolah. Wabilkhusus para siswa dapat melaksanakan semua kegiatan ruhaninya di masjid baik sholat wajib,sholat sunah, membaca Alquran maupun taushiyyah yang disampiakan oleh guru ataupun lainnya.

Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” [Al-Jin : 18]

Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya.

Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala .

Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan masjid dengan i’tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya dengan berjama’ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Qur’an, belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu ‘anhu telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah” [Shahih Muslim 1/378 no. 533 urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]

Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum’ah dan tidak pula karena mencari pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau tujuan-tujuan yang lain.

Seperti telah dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan pula tentang keutamaan menyiapkan masjid untuk shalat dan pujian bagi orang yang melaksanakannya. Dalam shahih Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; seorang pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia telah meninggal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang kematiannya, ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tunjukkan padaku kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut, beliau mendo’akannya kemudian bersabda : “Artinya : Sesungguhnya ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah meneranginya dengan shalatku terhadap mereka” [Shahih Muslim 2/658 no 956 urutan 71 Kitab al-Janaiz bab ash-shalat 'ala al-Kubur]

Telah ada beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan mendatangi masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira’ah Qur’an. Orang yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu menghubungkan hatinya dengan Allah.

Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat. Beberapa nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap, maka Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang yang pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan baginya rumah di jannah. Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada orang yang melampui batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau pemalas, maka haram baginya mendapatkan kebaikan saudaranya semuslim.

Lihat beberapa hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakana ini, supaya menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya kalian melaksanakan rukun ini sebagai ilham dari syi’ar-syi’ar Islam di masjid bersama jama’ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah di dunia dan di akhirat. Dari Abu Hurairah,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama’ah) itu dilebihkan dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar, sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu kesalahan hingga ia masuk masjid …” [Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal Marjan, yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387]

Orang yang menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari Allah selagi tetap dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan menghadapkan hati kepada Allah semata.

Dari Abu Hurairah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat menjawab ; Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda, “Menyempurnakan wudlu meski dalam keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu shalat setelah shalat…. itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat” [Shahih Muslim 1/219 no 251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]

Allah berfirman.

“Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas” [An-Nur : 36-38]

Banyak sekali ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama pribadi, jama’ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid dengan membangun, membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan kesinambungan pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi kemudahan dan kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang besar di dalam masjid.